Bantul (22/1) – Kesehatan merupakan aset penting yang harus dijaga oleh setiap manusia. Badan yang sehat akan memudahkan manusia untuk melakukan berbagai aktivitas dalam hidupnya, termasuk dalam hal ibadah. Apabila badan sehat, maka ibadah pun akan lancar.
Dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan, Biro Pengabdian Masyarakat DPW LDII DIY bekerja sama dengan PC LDII Kapanewon Jetis dan PC LDII Kapanewon Imogiri menyelenggarakan penyuluhan tentang kesehatan, dengan tema “Penyakit Metabolik Bukan Hambatan Bagi Warga LDII untuk Tetap Semangat Beribadah”. Kegiatan ini diselenggarakan di Kompleks Masjid Nur Aisyah, Pulokadang, Jetis, Bantul, Jumat (20/1/2023).
Dihadiri 400 warga LDII, penyuluhan tentang penyakit metabolik ini disampaikan oleh Anggota Biro Pengabdian Masyarakat DPW LDII DIY Deby Zulkarnain Rahadian Syah, M.M.R.S. Selain menyampaikan materi kesehatan, juga diadakan pemeriksaan gula darah gratis untuk peserta yang hadir, dibantu oleh tenaga kesehatan yang ada di PC LDII Kapanewon Jetis dan PC LDII Kapanewon Imogiri.
Penyakit metabolik terjadi karena proses metabolisme dalam tubuh mengalami gangguan. Ketika proses metabolisme dalam tubuh terganggu, maka produksi energi yang dibutuhkan untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh juga terganggu. “Penyakit metabolik tidak dapat disembuhkan, akan tetapi apabila dimaintenance dengan baik dan rutin, dengan begitu akan tetap stabil,” jelasnya.
Salah satu penyakit metabolik yang paling terkenal adalah Diabetes Melitus (DM). Penyakit DM ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) akibat efek sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Seseorang yang memiliki riwayat keluaga DM maka memiliki risiko tinggi terkena penyakit DM. Selain itu, seseorang yang obesitas, mengalami hipertensi (≥ 140/90 mm/Hg), memiliki riwayat diabetes gestasional atau melahirkan bayi dengan berat ≥ 4 kg, kadar kolestrol HDL ≤ 35 mm/dt, atau kadar trigliserida ≥ 250 mg/dl juga memiliki risiko terkena penyakit DM.
Penyakit DM terbagi menjadi dua tipe, yaitu DM Tipe I dan DM Tipe II. Pada DM Tipe I terjadi karena kerusakan pankreas sel beta dan membutuhkan insulin untuk memenuhi kebutuhkan kadar glukosa dalam tubuh. DM Tipe I ini dapat terjadi pada seseorang yang berusia ≤ 30 tahun. Sedangkan DM Tipe II terjadi karena penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin dan belum membutuhkan insulin. DM Tipe II ini dapat terjadi pada seseorang yang berusia ≥ 30 tahun. Gejala umum yang dialami penderita DM yaitu sering buang air kecil (poliuria), sering merasa haus (polidipsia), dan sering merasa lapar (polifagia).
Penyakit DM juga dapat menyebabkan komplikasi, di antaranya terjadi hipoglikemic (gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula di dalam darah berada di bawah kadar normal), retinopati (perubahan pembuluh darah kecil di retina), nefropati (ginjal mengalami komplikasi), dan neuropati (kerusakan syaraf). Jika kadar gula darah tinggi, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah melakukan diet, olahraga yang teratur, pemantauan glukosa, dan menyuntikkan insulin.
“Selain itu, sebagai makhluk sosial kita juga membutuhkan sosialisasi dengan orang lain. Bersosialisasi dengan orang lain dapat meningkatkan hormon endorfin dalam tubuh, sehingga dapat menurunkan kadar gula darah,” pungkas Deby.
One comment
Pingback: Metabolisme Terganggu, Kenali Penyakit Metabolik Ini - JOGJA KEREN