Bantul (18/9) – Ratusan pemuda LDII Bantul ikuti Gerakan Sedekah Sampah Akbar yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Barokah, Murtigading, Sanden, Kabupaten Bantul, pada Minggu (17/09/2023) pagi.
Gerakan ini dilaksanakan di lebih dari 200 titik di DIY di bawah naungan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII DIY.
Kegiatan tersebut dihadiri Ketua DPW LDII DIY, Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU., perwakilan Wanhat DPD LDII Bantul, Lurah Desa Murtigading, Drs. Bambang Triyanto, S.Pd., M. Pd., pimpinan Ponpes Al-Barokah, pengurus Pimpinan Cabang (PC) LDII Kapanewon Sanden, dan pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) LDII se-Kapanewon Sanden.
Atus yang juga dosen Fakultas Kehutanan UGM mengatakan bahwa inisiasi berawal dari keinginan membantu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam menjalankan Program Kampung Iklim atau Proklim. “Banyak indikator yang harus dicapai untuk mendapat predikat kampung Proklim. Sejak tahun lalu saya membina kampung Poklim, sampah biasanya jadi masalah di mana-mana. Ini kalau mau digerakkan bersama-sama membangun Kampung Proklim kuncinya di penanggulangan sampah,” ujar Atus.
Selain itu, gerakan ini dicetuskan guna membangun karakter mandiri, disiplin, dan cinta lingkungan di kalangan kaum muda. “Sebenarnya filosofinya tidak hanya masalah sampah, kami ingin membentuk generasi muda yang mandiri. Siapa tahu dengan kreativitasnya nanti, mereka bisa mendapatkan uang dari sampah, sehingga sampah bukan lagi hal kotor, bahkan dapat menjadi sumber penghasilan,” jelas Atus.
Atus berharap para generasi penerus memiliki kepedulian terhadap lingkungan dengan disiplin mengelola sampah. “Mereka mau membersihkan sampah, itu jadi karakter. Sebelum masuk masjid, sandalnya saja sudah dibariskan, berarti ada karakter yang sudah terbentuk. Sayang kalau itu tidak kami kembangkan untuk membariskan sampah, botol dengan botol, kertas dengan kertas, terus kami jual,” jelasnya.
Atus menjelaskan bahwa gerakan sedekah sampah ini juga bagian dari gerakan dakwah LDII. Ilmu mengelola sampah akan bermanfaat dan menjadi jariyah. “Kami diajak untuk beramal jariyah. Ada yang mengajak hal baik, masyarakat mengikuti, kami mengikuti, jadi amal jariyah,” pungkasnya.
Di kesempatan yang sama, Bambang, Lurah Murtigading yang pernah menjadi guru di SMA Taruna Nusantara mengapresiasi kedisiplinan pemuda LDII dan menjelaskan filosofi disiplin. “Ini karakter yang luar biasa. Meski sesimpel sandal bisa baris, banyak orang menyebut arti disiplin, tapi tidak tahu arti sebenarnya dari disiplin. Disiplin itu terkait mental, patuh dan taat pada aturan yang berlaku secara ikhlas. Ada atau tidak ada yang mengawasi tetap dijalankan disiplinnya,” kata Bambang.