Sleman (Minggu/08/11/2015) – Dewan Pimpinan Wilayah LDII DIY kembali menyelenggarakan “Diklat Jurnalistik” bagi segenap pengurus dan kontributor LDII News Network (LINES) se-DIY. Kali ini Pemimpin Redaksi Harian Bernas.com, A.A. Kunto A., S.Sos. hadir berbagi pengalaman selama 3,5 jam dalam penulisan berita. Diklat juga diisi oleh Ferian Fauzi, S.Kom. tentang Social Media Optimization.
Diklat diadakan mulai pukul 08.30 WIB–16.30 WIB di Gedung Serbaguna Pimpinan Cabang LDII Kec. Depok, Sleman, Yogyakarta dan dibuka oleh Sekretaris DPW LDII, H. Drs. H. Geyol Sugianta, M.Si.
Menurut H. Geyol, suatu informasi bernilai sangat penting. Melalui berita, LINES diharapkan dapat menyampaikan informasi yang benar, bermanfaat, dan hal positif lainnya kepada masyarakat. Niatkan kegiatan menulis sebagai ibadah, sehingga mendapatkan balasan dari Allah dan manfaat yang besar. Dosen UAD ini juga mengajak agar jangan menebarkan kebencian, provokasi, permusuhan, dan menyulut kemarahan, karena dapat menimbulkan fitnah.
Pada kesempatan ini A.A. Kunto A. memberikan pelatihan mengenai berbagai macam cara dan teknik dalam pembuatan berita yang baik dan benar .
“Modal awal menjadi seorang jurnalis yang baik adalah rasa ingin tahu yang tinggi, ditunjang dengan kepandaian pemilihan kata ketika mengekstraksi informasi dari narasumber,“ tutur Kunto.
Berita merupakan suatu peristiwa atau informasi yang selalu up to date dan hangat. Sifatnya yang aktual, faktual, penting, dan menarik sangat dibutuhkan oleh pembaca. Berita inspiratif juga akan membuat pembaca tertarik. LINES sendiri berkomitmen penuh akan menjadi jurnalis Islami dengan jargon “Memasyarakatkan Quran Hadist, dan meng-Quran Hadist-kan masyarakat” melalui sosial media maupun website.
Ide penulisan suatu berita dapat dilahirkan melalui berbagai macam aspek. Aspek yang paling utama adalah keberanian mental seorang jurnalis dalam mengungkapkan suatu berita dalam tulisannya. Penulisan yang bagus akan menghasilkan nilai yang bermanfaat bagi masyarakat. Pun jurnalis yang baik terus berusaha tidak akan berhenti menulis sampai detak jantung tidak bergetar kembali. Diklat jurnalistik ini diharapkan terus dikembangkan dalam rangka pembangunan kompetensi generasi LDII yang berilmu (Deby, LINES Sleman)