Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) DIY mengundang Kim Hyun Joong saat Hari Raya Idul Adha 1438 H (2017). Joong adalah mahasiswa Kwangwoon University Korea tahun IV yang pada saat ini merupakan mahasiswa Prodi Kehutanan (S1) Fakultas Kehutanan UGM. Pagi itu, Joong duduk di shaf paling belakang jama’ah sholat Idul Adha yang diadakan di halaman Masjid Al Fatah, PC LDII Kalasan.
“Ini, pertama kali saya mengunjungi masjid. Terima kasih telah mengundang saya pada Islam event,” kata Joong.
Joong nampak antusias. Dia datang pagi-pagi sebelum jam 06.30 WIB. Sebenarnya terlalu pagi baginya, karena masyarakat Korea biasa ke sekolah atau kantor paling awal jam 09.00.
“Kami berharap Joong dapat lebih mengenal budaya Indonesia, khususnya menyembelih qurban. Hal ini menjadi momentum yang sangat berharga. Pun untuk mengenalkan Islam kepadanya,” jelas Sekretaris DPW LDII DIY, Atus Syahbudin, Ph.D.
“Pada tahun sebelumnya, LDII DIY juga telah menerima Hiroki, mahasiswa Jepang penerima beasiswa budaya di UNY guna pertukaran budaya terkait qurban. Dia mengalami gegar budaya. Darah dan bau di mana-mana, serta hewan-hewan qurban disembelih,” ungkap Atus.
Setelah sarapan di teras masjid bersama para jama’ah, Joong mulai mengikuti proses penyembelihan hewan qurban. Darah sapi dan kambing pun terlihat di lubang penyembelihan dan pengulitan daging. Pemandangan ini mungkin dapat membuat shock, terutama bagi yang baru pertama kali melihatnya. Untuk itu, penjelasan selama proses penyembelihan seyogyanya senantiasa terus disampaikan, termasuk tentang tata cara berqurban dan ajaran Islam secara umum.
“Ini bukan sekedar menyembelih hewan, tetapi menunaikan ketaatan kepada Allah SWT. sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim A.S.,” Atus menggarisbawahi.
Joong terlihat biasa-biasa saja. Dia tak nampak reaktif dan berlebihan dalam menyikapi apa yang terjadi. Namun dia mengakui bahwa ini memang mengejutkannya.
“Saya belum pernah melihat ini sebelumnya, so surprised!” kata Joong . “Tetapi saya merasakan passion mereka terhadap agama Islam. Saya bisa memahami bagaimana dan mengapa mereka menghormati tuhan mereka,” ungkapnya.
Pada saat makan siang bersama, wajah Joong berkeringat sambil menikmati gulai dan tongseng. Berbeda dengan exchange student dari Jepang yang anti cabai, pedas bukanlah masalah bagi Joong. Sore harinya saat daging qurban dibagikan, Joong kembali kagum.
“It is awesome, daging qurban dibagikan juga kepada yang berbeda agama. Mereka saling menghormati,” paparnya. “The people were so nice,” ujar Joong sambil berpamitan pulang. (LINES DIY)
Lebih mantap kalau disertakan foto narasumber nya. hehehe…
alhamdulillahi jazaakallahu khoiroo, lancarbarokah buat LINES jogja
ahnyeong haseyo 🙂
Aamiin, aamiin. Siap. Doumo 🙂
Muda2han manfaat dan barokah segala informasinya…
aamiin 🙂
Walaupun wis pindah ke medan. Kami tetep bangga. Dengan kampung halamanku… mugo mugo ALLAH paring lancar barokah