Sambut Indonesia Emas, LDII Condongcatur Dukung Program Pencegahan Stunting

LDII Condongcatur
PC LDII Depok dan PAC LDII Condongcatur mengikuti “Webinar Cegah Stunting Sambut Indonesia Emas 2045”, yang dihelat oleh DPP LDII, pada Sabtu (26/11/2022).

Sleman (28/11) – PC LDII Depok dan PAC LDII Condongcatur mengikuti “Webinar Cegah Stunting Sambut Indonesia Emas 2045”, yang dihelat oleh DPP LDII, pada Sabtu (26/11/2022). Kegiatan tersebut dilaksanakan secara hybrid, dengan studio utama di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta Timur. LDII Depok dan LDII Condongcatur mengikuti kegiatan tersebut melalui studio mini di Masjid Al-Anhar, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Stunting merupakan kondisi anak mengalami gangguan pertumbuhan (fisik, otak dan syaraf), sehingga tinggi badan dan kemampuan intelegensianya di bawah rata-rata anak seusianya. Hal tersebut diakibatkan masalah gizi kronis, yakni kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama, serta adanya infeksi atau penyakit.

Mengingat pentingnya wawasan stunting serta dampak yang kompleks, Ketua PC LDII Depok H Suyadi mengungkapkan pengetahuan stunting sangat penting. “Kami berharap, acara ini dapat ditindaklanjuti sampai satu-satunya warga LDII,” ujarnya.

Senada, Ketua PAC LDII Condongcatur H Dalino menuturkan, permasalahan stunting menjadi tanggung jawab bersama. “Karena dampaknya, tidak hanya pada anak-anak, tetapi juga bagi orang tua dan keluarga, menjadi beban moral apabila salah satunya menderita stunting,” ujarnya. Untuk itu, ia berharap, edukasi stunting dapat diteruskan hingga pada level paling bawah. “Masyarakat diharapkan teredukasi pentingnya pencegahan dan wawasan stunting,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala TK Budi Luhur 1 Sugiarti, S.Psi. mengungkapkan, stunting erat kaitannya dengan pembinaan generasi penerus. “Apabila mengalami stunting, dapat memengaruhi usia produktif di masa yang akan datang,” pungkasnya.

Dalam jangka pendek, stunting berdampak pada gangguan perkembangan otak, fisik, dan motorik pada bayi. Sedangkan, dalam jangka panjang, stunting berdampak pada rendahnya tingkat kecerdasan, prestasi belajar dan produktivitas. Serta kalah bersaing dalam dunia kerja dan cenderung gemuk di usia tua, sehingga berpotensi besar menderita penyakit degeneratif seperti hipertensi dan jantung.

Pencegahan stunting dapat dimulai dengan memberikan edukasi pada remaja dan calon pengantin. Edukasi yang diberikan di antaranya kesehatan reproduksi, edukasi gizi, dan pemeriksaan kadar hemoglobin. Bagi ibu hamil dan menyusui, edukasi gizi dan pola hidup sehat, pemeriksaan kehamilan secara rutin, bantuan persalinan, edukasi ASI eksklusif, pemantauan tumbuh kembang balita melalui pelayanan kesehatan seperti posyandu, klinik dan rumah sakit.

Webinar tersebut dipandu oleh Ben Kasyafani, dengan narasumber Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nopian Andusti, Ketua KKUSR Kementerian Kesehatan RI Inti Mudjiati, dan Plt Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Ishartini (Hanif, Gusvika, Isnayni, Hawa/Lines CC).

About LDII DIY

Check Also

Rakerwil LDII DIY 2023

Rakerwil LDII DIY Resmi Ditutup, Peserta Berikan Testimoni

Sleman (26/11) – Penyelenggaraan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII DIY 2023 …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.